Manusia tanpa ambisi

Jika ada manusia tanpa ambisi, itu pastinya dia. 
Bernama Maya. Berusia 22 tahun. Keinginannya hanya hidup sederhana dengan tenang. Tanpa hutang. Cukup. 

Namun setiap manusia pasti terlahir untuk berjuang. 
Dan perjuangannya, ada di masa remaja, hingga dewasa saat ini. 
Kehidupan yang tak bergejolak seperti manusia lainya juga tak menghindarkan ia dari perjuangan. 
Meski tak memiliki hutang ratusan juta, tak mengalami sakit parah atau ujian ekstrem lainya. 
Keluarganya juga memiliki hutang senilai puluhan juta. 

Maya memilki sifat seperti namanya. Jarang melakukan aksi nyata. Hanya sekedar membayangkan bahwa ia akan mengikuti kegiatan ini itu, sampai akhirnya ia dibayar karena pengalaman nya yang kaya. 

Namun faktanya, sejauh ini ia hanya mendapat penghasilan dari gaji bulanan. Itupun sering mines karena managemen yang belum bagus. 

Manusia tanpa ambisi itu sepertinya sudah cukup parah. Meskipun tak memimpikan kekayaan yang berlimpah, bukankah setidaknya memikirkan bagaimana bisa secepatnya melunasi hutang keluarga dan hidup tenang? 
Membuang waktu sama halnya dengan membuang tenaga percuma, banyak yang tahu hal ini tapi banyak pula yang masih berperilaku seperti ini. 

Seringkali dimalam yang hening, Maya menangis hingga tersedu. Apapun yang dilihatnya seperti tak menarik lagi. Mungkin pada saat itu ia sedang sangat lelah. Ingin menyerah. Walau pada kenyataannya, selama ini yang ia korbankan hanya waktu. Waktu yang hanya terbuanh percuma. 

Maya... Maya... 
Harus berapa orang lagi yang kau butuhkan untuk menyadarkan mu? 
Membuatmu mengerti bahwa perubahan dunia ini semakin cepat. 
Semakin banyak membuang waktu, semakin banyak yang terlewat. 
Suatu saat jangan sampai tangismu lebih lama dari hari ini karena sesal. 

Berambisi lah... 
Milikilah sifat pejuang sejati. 
Yang tahu kemana langkah kakinya berayun. 
Paham apa yang harus ia lakukan dan apa yang harus ditinggalkan. 

Seringkali Maya berfikir kalau ia tak memiliki umur yang panjang. Bisa jadi karena pola hidup yang kurang sehat, membuatnya mudah sakit dan lemah.  Tapi ia tetap berharap sebelum nafas terakhir nya berhenti, ia ingin membuat keluarga nya hidup nyaman.

Maya memiliki cita-cita yang mulia, hanya saja eksekusinya memang terlalu lambat. Sering menunda. Distraksi yang sering dituruti. 


Surabaya, 26 November 2022

Komentar