BUNGA-BUNGA HIJRAH

Dengan ilmu agama yang masih belum seberapa ini, aku ingin menjadi manusia yang lebih baik. 

Tidak sekadar baik untuk manusia lainnya, tetapi juga baik di hadapan Allah. 

Proses ini sering juga disebut dengan hijrah. 

Hijrah dari keadaan yang belum baik menjadi lebih baik. Hijrah untuk semakin mendekat pada aturan Allah. Hijrah untuk menjadi seorang muslimah yang akan membantu peradaban menjadi lebih baik. 

Hijrah nyatanya sering membuatku lelah

Iya, ketika aku harus sepanjang hari mengenakan pakaian tertutup. Ketika aku harus bisa menerima kritik saat yang kulakukan adalah hal-hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan turun temurun. 

Dianggap tidak mengerti tata krama Jawa karena tidak menuruti adat yang berlaku. 

Begitulah, tapi aku masih belum pada tahap yang seperti ini. 

Posisiku sebagai anak, membuatku lebih mudah untuk menghindar dari kegiatan yang tidak sesuai dengan syariat islam. 

Langkah hijrah yang masih tertatih-tatih ini juga sering membuatku letih. Kadang jadi berpikir untuk ikut menormalisasi kehidupan masa lalu sebelum berhijrah saja.  Mengikuti tren yang sedang viral atau hidup pada umumnya yang seringkali memang melewati batas syariat. 

Tentang sudah sampai tahap mana hijrah yang telah aku jalani... 

Sepertinya masih terlalu pendek untuk diceritakan. Masih dalam tahap penyesuaian diri dengan hal-hal yang tidak umum di masyarakat. Tentu menjadi sebuah misi untuk menjadi pribadi muslimah yang baik, tanpa memutus hubungan silahturahim atau tetap bermasyarakat dengan baik. 

Contoh kecilnya adalah tentang berjabat tangan dengan bukan mahram. Ini adalah tantangan juga membutuhkan strategi untuk bisa menjelaskan tanpa terkesan menggurui atau merasa paling 'alim diantara yang lain. 

Sampai disini cerita hijrahku, semoga hal ini menjadi titik lecut semangat agar lebih kencang lagi di hari selanjutnya. 

Semoga bunga-bunga hijrah tetap mekar meski seringkali kehidupan terasa terik dan menyengat. 

Mungkin tak selalu berwujud mawar merah yang jelita, bisa juga berwujud kaktus penuh duri yang tetap bertahan di tanah yang gersang. 

Blitar, 10 April 2024

-------------------------------

01 Syawwal 1445 H