CERITA LEBARAN 2025
Sudah berlalu dua pekan sejak foto ini diambil. Tepatnya saat hari raya idul fitri 2025. Semenjak Mbak Dila menikah lebaran memang tak selalu lengkap. Sudah 3 kali lebaran mungkin kami hanya bertiga. Dan Alhamdulillah lebaran 2025 ini bisa kumpul dengan formasi lengkap, bahkan ditambah dua bocil menggemaskan.
Sebenarnya sejak dulu keluarga kami sudah tidak lengkap. Bapak yang tentu perlu ada agar bisa dikatakan lengkap, sudah berpulang sejak 22 tahun yang lalu.
Di momen lebaran ini meski terasa sepi tapi lebih ramai dari tahun lalu. Seperti biasa kalau lebaran kami memang quality time di rumah. Kenapa tidak keliling ke rumah sanak saudara? Selain transportasi yang ribet juga saudara kami tidak terlalu banyak. Bukan tipe keluarga besar yang selalu rajin saling berkunjung.
Di tahun ini usiaku akan memasuki angka 25 tahun. Sering kali kalau ingat umur jadi melankolis, karena sadar betapa banyak yang terlewatkan. Betapa banyak kesempatan yang aku abaikan.
Di beberapa kesempatan ibu bercerita tentang anak tetangga yang sudah bisa beli ini itu. Aku tahu maksudnya bukan untuk menuntutku melakukan hal yang serupa, tapi dalam hati pasti ibu juga memiliki keinginan.
Aku rasa momen lebaran memang seperti ini umumnya. Aku perlu bersyukur karena tak berada di situasi yang dikhawatirkan banyak orang. Yaitu pertanyaan basa-basi kapan nikah? Dan semisalnya
Meskipun aku sudah meyakinkan diriku bahwa pertanyaan itu tak akan membuatku frustasi, marah atau tersinggung. Kupersiapkan diri untuk menerima pertanyaan-pertanyaan serupa. Tapi memang kenyataannya aku tak bertemu banyak orang, jadi aman aja.
Hari-hari lebaran adalah hari-hari yang melaju dengan begitu cepat. Jika di saat bekerja seperti sekarang saja sudah cepat, maka lebaran lebih cepat lagi.
Di rumah, aku merasakan kehidupan yang sebenarnya, dalam artian memiliki rutinitas yang cukup padat. Pagi pagi bersiap memasak, agak siang bermain bersama bocil, cuci baju dan yang lainnya. Sebenarnya tidak terlalu padat, tapi lebih mindful saja melakukan sesuatu. Meskipun nganggur juga tak tersisa penyesalan. Berpindah tempat selalu menemukan orang, yaitu anggota keluarga. Banyak hal yang bisa dibicarakan.
Cerita sedih juga sedang kami jalani saat ini. Pak wek Teguh jatuh sakit. Badannya lemas dan hanya bisa terbaring di kasur. Sudah dari tahun lalu sebenarnya, tapi kali ini lumayan lebih parah. Tentu saja juga faktor usia. Selama ini beliau sudah bekerja keras.
Mungkin sekian dulu cerita lebaran 2025 di keluarga kami. Jika ada topik atau part yang belum tertulis, akan aku usahakan buat judul baru saja ya 🌼
Surabaya, 16 April 2025
Komentar
Posting Komentar