A SLICE OF LIFE LESSON




Menjadi lemah lembut bukan berarti menjadi tak berdaya dan diam ketika ada yang perlu dikatakan. 


Usia yang terus beranjak, aku perlu berefleksi banyak hal tentang diri dan kehidupan yang kujalani. 


Jangan sampai, aku masih berada dalam pemikiran seorang anak sekolah yang masih alpa dengan kehidupan, masih memiliki impian yang random, dan manajemen diri yang belum baik. 


 Pada dasarnya tidak ada masalah dengan impian. Tapi sebagai manusia dewasa, kita perlu memilah mana yang layak untuk diperjuangkan dan mana yang perlu untuk diabaikan saja. Ini sedikit tentang impian. 


 Untuk manajemen diri, bagaimana? 


Semoga menjadi bermanfaat untuk dibaca kembali dihari yang lain. Aku cukup menyadari, bahwa aku memiliki sifat yang lemah lembut, mudah luluh, sulit menolak, mudah terprovokasi. 


Manajemen diri yang baik akan membantuku untuk menetapkan batasan pada kontribusi orang lain terhadap keputusan ku. 


Manajemen diri tentu meliputi juga prinsip hidup, jadwal yang teratur, hal apa saja yang boleh dan tidak boleh orang lain lakukan kepadaku. 


 Karena aku semakin menyadari bahwa semakin dewasa kita akan mengenal manusia dengan berbagai macam karakter. Tidak semua orang yang tertawa bahagia dihadapan kita, mereka akan bahagia juga di belakang kita. Tidak semua orang yang ikut bangga pada pencapaian kita, mereka tetap bangga di belakang kita.


 Kita semua memiliki celah yang akan mudah sekali dinilai oleh oranglain. Entah tepat atau tidak, tapi kesalahan oranglain memang mudah sekali terdeteksi oleh indra kita. Lalu kita akan melupakan kesalahan kita sendiri.


 Aku sadari bahwa selama ini aku seringkali fokus pada penilaian oranglain. Bukannya ingin dipuji banyak orang, tapi aku cukup takut dengan berkonflik bersama oranglain. Kadang yang aku rasa tidak benar adalah ketika aku malah merelakan pendapatku tidak tersampaikan demi terealisasikannya pendapat atau keputusan orang lain.


 Apakah teman-teman juga ada yang merasa demikian?


Kadang pola tersebut sudah terbentuk sejak kita kecil. Bisa dipengaruhi oleh beragam faktor. Mungkin bisa dari pola asuh orangtua, trust issue dengan suatu hal,lingkungan, teman dan yang lainnya. Tapi apakah kita akan bertahan dengan pola yang sudah terbentuk tersebut? Dan menutup mata pada perubahan ke hal lebih baik?


Tentu saja tidak, ya. Aku pun juga masih sering merasa gagal dengan membentuk pribadi yang memiliki sikap lebih baik. Dan aku ingin terus berusaha untuk itu.


Tulisan ini jugalah yang menjadi salah satu pengingat untukku kelak.


 Bahwa..


Menjadi lemah lembut bukan berarti menjadi manusia yang tidak berprinsip. Menjadi lemah lembut bukan berarti menjadi manusia yang membiarkannya tertindas. 


 Semoga aku dan teman-teman semua yang merasa perlu melakukan banyak perbaikan diri, Allah mudahkan dan selalu diberi taufik oleh Allah.


Menjadi sebaik-baik hamba yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun oranglain.


 


Surabaya, 13 Januari 2024


 


Komentar