Dari Tanah Haram ke Ranah Minang
Buku ini bercerita tentang seorang perempuan yang menjalani kehidupan di Tanah Haram sebagai seorang TKW. Yang tentu saja bukan kehidupan nyaman tanpa gelombang.
Perempuan yang bernama Hanifah itu adalah seorang bungsu dari 11 bersaudara.
Setelah lulus S1, ia melanjutkan untuk mengajar di sebuah pesantren. Kehidupan yang cukup nyaman minim hambatan. Sebagai seorang bungsu tentu ia memiliki tempat tersendiri dihati para saudari dan juga orang tuanya.
Namun ada beberapa hal yang cukup sulit untuk dilewati setelah kehidupan yang tenang itu berlangsung.
Dengan sangat tiba tiba kesuciannya direnggut oleh seorang laki laki berumur 40 tahunan.
Inilah yang membuat kehidupan nya hancur seketika.
Beberapa hal yang harus ia alami setelah akhirnya pulang menemani ibunda tercinta sampai wafat diantaranya, menikah dan langsung ditinggal oleh suaminya, merantau ke Jakarta saat usia bayinya baru 40 hari, tinggal di panti sosial selama 3 bulan, menikah dengan pemuda mantan preman, tinggal diemperan wc di lingkungan ibukota dan masih banyak lagi.
Benar memang kalau setiap buku pasti akan bertemu dengan jodohnya.
Walaupun aku membaca nya cukup lama, tpi aku rasa aku cocok dengan buku ini.
Cerita yang menginspirasi dan mengingatkan ku bahwa ada dibelahan bumi ini wanita yang begitu keras berusaha untuk keluarga nya.
Hanifah ini contohnya. Sedang selain Hanifah masih begitu banyak yang berjuang, bahkan ada yang harus terpaksa merelakan mahkota paling berharga nya untuk majikan yang keji.
Seperti yang diceritakan Hanifah ketika sampai di Bandara Soekarno-Hatta, bahwa ia melihat banyak perempuan yang sedang hamil besar, ada yang menggendong bayi mungil dan lain lain.
Bukunya memotivasi 😊😊
Surabaya, 25 Juni 2022
Komentar
Posting Komentar